Misteri Kematian Selebriti Yang Masuk Daftar FBI
Marilyn Monroe


Kematian bintang muda Hollywood, Marilyn Monroe pada tahun 1963, membuat FBI melakukan penyelidikan intensif, dugaan sementara ia meninggal dikarenakan over dosis obat tidur yang biasa ia konsumsi. Penyelidikan selanjutnya diarahkan bahwa adanya dugaan bahwa artis seksi ini melakukan bunuh diri dikarenakan ia telah dikhianati oleh kekasihnya yang telah menikah dengan wanita lain. Beredar rumor bahwa kematian Monroe, ada peran gerakan "sayap kanan" agen FBI dan CIA atau Mafia yang mau mempermalukan Robert F Kennedy, yang pada waktu itu sempat menjalin hubungan dengan Monroe.
Michael Jackson


Penyelidikan FBI atas kematian Michael Jackson berasal dari laporan kepolisian California yang berdasar dari dua kejadian penganiyaan anak atau kekerasan pada anak. Pada tahun 1993 FBI melakukan penyelidikan yang memungkinkan Michael terlibat dalam kasus pelecehan seksual pada anak. Namun Jaksa dari pengadialn Los Aneles memutuskan untuk tidak melanjutkan penyelidikan dan diselesaikan di luar pengadilan. File FBI yang dipublikasikan setelah Biro menerima Permintaan kebebasan informatian Act, dan membebaskan dari segala tuduhan setelah bintang Pop itu Meninggal pada 25 Juni 2009.
Frank Sinatra


Selain Penghargaan seni yang banyak diberikan kepada artis sekaligus penyanyi Frank Sinatra. Sepanjang hidup Frank Sinatra atau OL'Blue Eyes, FBI pernah menerima laporan dari sebuah kejadian yang diduga bahwa Frank pernah terlibat. File laporan ini mungkin yang terbanyak, setidaknya terdapat 1300 halaman. Nama Sinatra sempat masuk kedalam daftar keluarga mafia seperti Gambino, Lucco, Carrilo, yang dituduh telah memeras seorang pialang saham New York.
John Wayne


John Wayne, beberapa kasus yang melibatkan John Wayne tidak pernah diselidiki FBI, tetapi file yang cukup singkat, mengungkapkan bahwa adanya ancaman pemerasan yang dilakukan oleh mafia terhadap John Wayne. John Wayne sendiri pernah terlibat di sebuah gerakan Anti Komunis.


.jpg)






kebangkitan Jerman sebagai negara superpower dan pendirian divisi-divisi Islam. Semua ini telah menyediakan sebab bagi kebijakan-kebijakan Hitler yang sangat pro-Muslim. Hambatan utama terletak dari diplomat-diplomat tua yang lebih memilih kebijakan konservatif demi menenangkan kekuatan-kekuatan dunia saat itu dan tidak mengancam keseimbangan kekuatan yang ada. Tapi disana terdapat pula elemen-elemen muda dalam tubuh Kementerian Luar Negeri Jerman yang ingin mengambil keuntungan dari perjuangan anti-kolonialisme yang digalakkan negara-negara terjajah sehingga mereka mendukung adanya kebijakan pro-Arab dalam melawan Zionisme yang didukung oleh imperialis Barat. Tentu saja hal ini sangat klop dengan arah kebijakan yang diambil Hitler saat itu.

